MAJU TERUS PANTANG MUNDUR

Sesuatu yang sudah dimulai dengan semangat membara harus diselesaikan dengan jiwa besar meskipun jalannya tidak semudah membalikkan tangan. Ibarat lagu yang dimulai dengan “Maju Tak Gentar” jangan sampai bertemu dengan lagu “Mundur Alon-Alon”. Segala hal yang sudah kita rencanakan akan menjadi si-sia apabila kita tidak berniat mengakhirinya dengan manis. Semanis senyummu hehe… Setidaknya intro tersebut cocok dengan mimpi saya bersama Kelompok Spa Purba Ayu Nglanggeran Gunungkidul. Sejak tahun 2014 saya mulai mengenal Desa Wisata Nglanggeran dan intens untuk mengunjunginya. Bukan sekedar refreshing tetapi lebih pada upaya untuk meningkatkan potensi bersama masyarakat. Saya mengenal Nglanggeran sebenarnya berawal dari Mas Sugeng, pemuda Pokdarwis Nglanggeran dan dosen pembimbing saya. Dari jalinan silaturahmi ini akhirnya sayapun mantap untuk menyelesaikan penelitian dan membaur bersama masyarakat di Nglanggeran khususnya ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok Purba Ayu.

Purba Ayu? Kok seperti nama sebuah produk kecantikan ya hehe… Ditilik dari namanya memang kelompok ini menekuni bidang yang tidak terlalu jauh berbeda. Why? Baiklah, saya akan sedikit menceritakan tentang Purba Ayu. Kelompok ini sebenarnya merupakan keluarga baru yang saya temukan seiring dengan penyelesaian disertasi yang seabrek dan segambreng J Mereka adalah kelompok yang terlahir dari sebuah kesamaan visi. Sebuah keinginan untuk mendermakan diri bermanfaat bagi orang lain. Dahulunya kelompok yang sudah mengalami pasang surut keanggotan ini terbentuk karena adanya keinginan untuk memiliki keterampilan tambahan selain sebagai ibu rumah tangga. Gayungpun bersambut. Kami menggandeng beberapa stakeholders untuk memberikan berbagai pelatihan, mulai dari Putri Kedaton, Dinas Perizinan dan Koperasi, Dinas Pariwisata, Dinas Tenaga Kerja, dan beberapa kolega lain yang memiliki visi yang sama. Dari perjalanan panjang tersebut, kini kelompok Purba Ayu sudah memiliki keterampilan teknik memijat, pembuatan produk, dan SOP yang berstandar. Bahkan, kelompok ini telah memiliki sertifikat Spa yang berlaku di ASEAN dan salah satunya sudah menjadi asesor Spa. Tentu ini merupakan pencapaian yang luar biasa.

Dalam perjalanannya sejak tergabung dalam Purba Ayu, kelompok ini telah menangani tamu yang datang dari berbagai daerah dengan bermacam-macam latar belakang. Sebagai contoh, praktisi dan mahasiswa dari berbagai universitas seperti UGM, UII, UMM, dan Stipar Jember, telah menikmati wisata ecospa. Wisatawan lokal seperti Dinas Perindustrian Kalimantan Selatan juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Nglanggeran untuk belajar tentang ecospa.

Saat ini kelompok Purba Ayupun sedang harap-harap cemas penuh dengan optimisme karena Griya Spanya sebentar lagi akan segera berdiri. Semangat ini tentu tak luput dari peluh dan pengayoman dari Pokdarwis Nglanggeran yang senantiasa menyokong kegiatan Purba Ayu hingga sejauh ini. Dan saya selalu merinding dengan semangat dan kebersamaan warga Nglanggeran. Mereka adalah masyarakat yang senantiasa guyup dan inovatif dengan berbagai penyajian atriaksi wisata yang menarik dan tetap memelihara kearifan lokal setempat. Kalau dalam peribahasa pancing ikannya, jangan sampai keruh airnya. (Rd)

SOTO REMPAH KEDATON

Berawal dari persahabatan saya dengan beberapa rekan dalam program pemberdayaan masyarakat, sekelebat ide ini muncul dalam diskusi ringan di suatu sore. Lakukan sesuatu yang mudah, ringan, dibutuhkan tetapi tetap memberikan nilai manfaat. Itulah yang menjadi perenungan terdalam saya akhir-akhir ini di sela penyelesaian tugas kuliah. Sahabat saya, Yudi, membuat gairah saya untuk mengembangkan kegiatan lain yang di luar jalur saya menggeliat. Pilihan itu jatuh pada “kuliner”. Gayung sayapun bersambut. Pak Ismed dan Bu Yanti memberikan senyum sumringah. Akhirnya, kamipun mewujudkannya dalam bentuk Griya Dahar di Joglo Putri Kedaton. Setelah sekian lama Joglo beraura sepi kini joglo kembali bernyawa dengan hadirnya Soto Rempah Kedaton.

Kuliner, memang bukan bidang saya tetapi arus dan passion untuk menghadirkan sesuatu yang berbeda seringkali menyentuh dan menggelitik otak saya. Keinginan inipun tampaknya juga menjadi salah satu cara Alloh mempertemukan saya dengan keluarga Bapak Ismed dan Ibu Yanti yang memiliki keahlian di dapur. Kalau orang biasa mengatakan saya itu semacam gelas ketemu tutup. Sumbu ketemu uceng. Klop.

Dalam hal pemilihan menu saya memang tidak terlibat langsung tetapi ide menyegarkan dengan seporsi soto dan es teh atau es jeruk tampaknya menjadi pilihan yang tepat di pagi hari. Bagi yang melewati Jalan Nusa Indah Condongcatur No 33 sekiranya dapat mampir dan mencicipi olahan soto rempah yang dibuat dengan cita rasa khas dan perpaduan rempah yang lengkap. Potongan kentangpun menjadi sentuhan manis yang melengkapi kesegaran soto ini. Masih dengan mengangkat soto Jogja yang bening dan tirisan jeruk nipis semakin membuat rasa soto rempah ngangeni.

Gudeg makanan khas Yogyakarta

Dinikmati bersama sate ampela

Jangan bilang kangen kalau belum mencoba

Soto rempah kedaton memang tak ada duanya