Dalam sepuluh tahun terakhir, usaha spa mengalami perkembangan pesat khususnya di Indonesia dan menghasilkan pendapatan yang tinggi (Widjaya, 2011). Usaha ini awalnya hanya identik dengan kecantikan tubuh namun seiring dengan kreativitas dan inovasi, berkembang terapi kecantikan dan kesehatan spa. Spa menggabungkan terapi kecantikan dan kesehatan sebagai sarana meningkatkan derajat kesehatan dan saat ini telah berubah menjadi kebutuhan dan gaya hidup.
Di kawasan Asia, terdapat tiga negara yang memiliki perkembangan spa yang signifikan, yaitu Indonesia, Cina, dan India. Data Global Spa Summit (2011) yang diikuti 296 peserta dari lima benua yaitu Amerika, Afrika, Australia, Eropa, dan Asia menyebutkan bahwa pertumbuhan spa di Indonesia mencapai 7%, India 11%-12%, dan Cina 9%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan industri spa cukup pesat. Bahkan, Indonesia telah memiliki sejarah spa yang panjang dan sudah dikenal sejak 1000 tahun yang lalu.
Kebutuhan dan keinginan konsumen untuk mendapatkan perawatan spa dan terapi kesehatan mendorong lahirnya sebuah bentuk wisata ecospa. Wisata ecospa adalah produk jasa pariwisata yang dapat dikembangkan atau dikreasikan sesuai dengan kondisi sebuah destinasi baik dari sisi sosial maupun lingkungan (Mueller dan Kaufmann, 2007). Konsumen wisata kesehatan spa tidak terbatas pada wisatawan asing tetapi telah menjadi gaya hidup khususnya konsumen (wisatawan) perkotaan dalam negeri.
Wisata kesehatan adalah wisata yang berhubungan dengan kesehatan, penyembuhan terhadap suatu penyakit atau pemulihan kesegaran jasmani dan rohani, yaitu seseorang dianjurkan untuk berwisata ke daerah pegunungan (Khodyat dan Ramaini, 1992). Wisata kesehatan spa di Indonesia mempunyai potensi besar karena Indonesia memiliki berbagai macam keunggulan seperti beragamnya perawatan spa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahan-bahan penunjang perawatan spa, dan sumber daya manusia untuk terapis spa. Sementara itu, perawatan spa yang memiliki tata cara perawatan diri sesuai dengan kearifan lokal dikenal dengan nama spa tradisional.
Spa tradisional mengunggulkan budaya masyarakat dengan mengangkat nilai-nilai kearifan lokal melalui hubungan kedekatan dengan masyarakat atau dengan kata lain terapi kesehatan spa tradisional menekankan pada aspek ekowisata. Aspek ini merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya, ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran dan pendidikan. Terapi kesehatan spa tradisional dapat pula disebut ekowisata kesehatan spa tradisional. Ecospa pada prinsipnya merupakan wisata spa berbasis lingkungan dan masyarakat yang menekankan keaslian lingkungan dengan mengangkat nilai kearifan lokal dan meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan sekaligus mendukung perkembangan sosial dan ekonomi masyarakatnya.
Inovasi baru yang diharapkan dari ecospa adalah pertumbuhan sektor industri spa yaitu adanya persepsi usaha spa yang lebih baik. Hal ini dilakukan dengan cara melibatkan pemberdayaan masyarakat dan mengangkat nilai kearifan lokal (local wisdom) sehingga terbentuk ekowisata kesehatan tradisional spa. Wisata kesehatan spa tradisional (ecospa) merupakan subjek baru yang perlu diteliti dan dikembangkan. Spa tradisional berhubungan dengan penggunaan bahan rempah, tanaman herbal, dan berbagai bahan alam yang lainnya. Bahan-bahan tersebut dimanfaatkan sebagai bahan untuk relaksasi dan penyembuhan yang secara menyeluruh menjadi sebuah kebiasaan yang turun-temurun dan dikemas menjadi ekowisata kesehatan spa tradisional (ecospa tourism).