Baru-baru ini kita dikejutkan dengan berbagai pemberitaan media yang cukup memantik emosi. Di kancah internasional kita dihadapkan pada pemberitaan tarif impor dan dampaknya bagi perekonomian dunia. Di level negara berbagai pemberitaan mulai dari arus mudik lebaran 2025 yang sudah mulai kadaluarsa, berpulangnya artis nasional Titik Puspa, perselingkuhan, kondisi perekonomian dengan segala dinamikanya menjadi santapan pagi yang sedikit riuh untuk dicerna.
Sejatinya setiap hari kita digempur informasi yang tidak mungkin lagi dapat kita hentikan. Berbagai informasi yang masuk ini tentunya baik secara psikologis, sosial, maupun emosional akan berdampak. Terlebih gawai yang setiap hari kita pegang tampaknya sangat akrab dan setia memanjakan dengan berbagai jenis berita.
Lalu? Seberapa kuat saat ini kita yang memproklamirkan diri sebagai makhluk yang paling serba bisa dan paling sempurna dapat memiiliki filter yang kuat terhadap berbagai informasi yang masuk di sekeliling kita? Sangat mungkin, kitapun menjadi bagian dari cerita yang sedang terjadi di sekitar kita.
Berbagai informasi yang beredar di sekitar kita sama halnya seperti traffic light yang selalu berpendar tanpa henti. Jika dilihat sebagai objek mikro sebagai penerima informasi sudah selayaknya kita memiliki penapis dari setiap informasi yang masuk sehingga tidak mudah memberikan justifikasi tanpa didukung bukti yang konkret.
Beberapa tips yang dapat dilakukan antara lain dengan tidak langsung percaya dengan informasi yang beredar dengan mengecek terlebih dahulu sumber referensinya. Selain itu, untuk mengetahui keabsahan informasi dapat pula dikonfirmasikan dengan berbagai media lain yang menarasikan hal serupa. Apakah relevan? Apakah ada indikasi buzzer? Apakah memberikan dampak? dan seterusnya. Upaya inipun tentunya harus disertai dengan keyakinan pada kebenaran informasi dan nilai integritas diri. Jangan sampai hanya karena viral, kebenaran informasi dinomorduakan. Demikianlah, sudah selayaknya kita jangan menjadi bagian dari perpanjangan lidah dari informasi yang kredibilitasnya dipertanyakan. Tetap tersenyum dan selamat berakhir pekan bersama keluarga.